Kadang Kandang 89,
Coba amati foto-foto pertemuan yang sudah diposting. Ada satu kesamaan : hampir semuanya berhubungan dengan 'makan' atau tempat makan. Karena memang 'urusan perut'lah yang selalu membuat warga kandang bergairah.
Baru-baru ini di milis ada warga baru kandang, Nunung Rahayu SN (A3) yang sekarang bermukim di Bandung. Kedatangan Nunung disambut gegap gempita oleh warga dengan keahlian info kulinernya. Tak kurang Wiwien, Ita, Anik, Lilik dan yang lain, melemparkan keahlian 'kuliner'nya.
Pernah juga suatu ketika Herman Antono, rerasan katanya jika ada hal yang berhubungan dengan 'lidah' semua kadang jadi ikut 'rame'. Nah berikut info kuliner dari sang maestro Ugy tentang kuliner Kertek, tempat makan yang asoy dari Ita dan kuliner aneh dari Mr Mare. Monggo dipun kedapi.
Kuliner Kertek :1).Sate ayam Pak SiDal Jl. Parakan bukasore (2).Opor Enthok Mbok Ali Jl. Parakan-Prumbanan buka pagi biasanyajam 10 sdh habis (3).Koyor khas Mbak Ru/Vee 'n Tree Jl. Parakan-depanSawah Indah buka pagi-sore (4).Warung Ijo Jl.Sapuran-Betengsari bukapagi-sore (5).Bakso Pak Marto Jl.Sapuran-Betengsari buka pagi(6).Bakso Pak Ru Tobong Jl.Parakan-Campursari buka sore (7).Soto SapiGenthong Pak Sabar Jl.Wonosobo-deket bunderan Kertek depan toko MbokCo/Pak Ngatiyo buka sore (8).Nasi Goreng Mie Godhog/Goreng Pak WidJl.Parakan-depan Puskesmas lama buka sore (9).Sate Kambing Mas KumpulSarirasa Jl.Wonosobo-Jambusari buka pagi s.d malam
Warung Ita :
Pepes ikan kalahar (cerdak bendungan kalahar Karawang Timur), Sate kambing Maranggi (Cikampek arah Bandung), Pesona Laut (Indramayu), Pesona Alam (Cirebon), Ayam Bakar Rajawali (Ketanggungan, Brebes), Telur asin Yes (Brebes), Pepes ayam Rm Margosari (akeh jumlahe pokoke Tasik teka perbatasan Cilacap), Sroto Banyumas Jln Bank (Purwokerto), Sate Pak Kempleng (Ungaran), Bandeng Pak Elan (ngerepe pabrik Semen Gresik), Bebek Goreng Tugu Pahlawan, Rawon Setan (ngarep hotel JW Marriot Surabaya), Rawon Nguling (Pasuruan) dan Salad buah "creme" (Darmo, Surabaya)
Kuliner Maryoto :Buat teman-teman yang suka kuliner, saya mau berbagi cerita soal kuliner. Sebelum membaca sebagian cerita ini, bersiaplah untuk mual-mual.
1. Senin malam sy diajak seorang kenalan untuk makan burung goreng. Sudah pasti sy suka. Nama warungnya Mbak Gita terletak di Sampali, Medan. Sayangnya, selera makan yang tinggi nyaris drop ketika masuk ke rumah makan ini. Sesuatu yang mengejutkan, sebelum makan pembeli diminta memilih burung hidup di kandang yang hendak disantap! Walah, langsung terbayang ngeri...burung-burung yang indah itu dalam sekejap akan terhidang di meja makan! Sebelum selera drop, sy sudah lari ke dalam dan meminta teman untuk memilih burung itu. Sy hanya mau burung itu tersedia di meja alias ndak mau berurusan dengan pilih memilih burung. Pokoknya kepikir pembantaian yang tak tahu perikehewanan itu. Oh ya berbeda dengan di Jawa, di sini jenis burung macam2 ada dara, puyuh, tiyung, ruak-ruak, balam dll. Warna bulunya juga bagus-bagus. Kebayang orang yang suka pelihara burung, kemudian lapar..eh burung itu disembelih.
2. Saat puasa lalu, sy mendengar ada makanan aneh di Padangsidempuan dan Medan. Dari rasa penasaran itu, sy dan seorang teman mencari makanan aneh itu. Makanan yang dimaksud adalah rotan bakar. Setelah sekian lama sy cari, penjual rotan bakar itu ketemu juga. Langsung saja sy pesan rotan bakar itu. Rotan langsung dibakar dan diambil bagian dalamnya (dagingnya). Habis itu kulitnya dipecah. Dengan berdebar, sy makan itu rotan bakar. Rasanya pahit segar seperti pare. Mereka kasih sambal yang berisi berbagai rempah. Meski pahit, rotan sy santap. Maka, makan rotan pun jadilah.
3. Tahun lalu saat sy bertugas di Gunung Kidul, sy diajak teman untuk mendatangi sebuah di sebuah rumah makan yang terletak di pinggir kali (namanya lupa). Pokoknya terletak di Kecamatan Semanu. Hidangan yang aneh? Kali ini belalang goreng! Ampun! Karena penasaran, sy coba belalang goreng itu? Rasanya? Bukan nyam..nyam....dst tapi krosak..krosak...itu kaki dan sayap belalang lagi hancur di mulut. Harga sebungkus kecil belalang Rp 6.000. Yang lucu banyak artis dan selebritis makan di situ. Ini bisa dilihat dari foto2 mereka di dinding warung.
4. Bubur kacang ijo sialan! Ini kalimat yang tepat untuk makanan yang satu ini. Ketika membayangkan kacang ijo maka kita kebayang bubur yang manis gula jawa dan gurih santan. Tapi jangan kaget kalau mendapatkan rasa yang berbeda kalau kita di Ambon. Di kota itu, kacang hijau disayur hingga rasanya mirip sayur lodeh. Kabarnya di pekalongan, kacang ijo ada yang digulai! Saat sy memesan kacang ijo itu, di otak sudah terpikir rasa manis dan gurih. Walah satu sendok pertama sudah ngremus potongan bumbu yang ndak jelas rasanya....langsung deh sy bayar dan sy tinggal.
5. Duren? Kepikir dong enak rasanya. Tapi ntar dulu...kebayang kalau kemudian duren itu berwarna oranye. Walah ini yang bikin perut sy agak mual melihat tampilan duren yang banyak ditemukan di Tarakan, Kaltim. Tanya tuh ke itok! Kenalan sy sudah heboh membawakan duren aneh itu, tapi sayang saya agak mual melihat tampilan duren oranye itu.
6. Sup, soto, dan gulai. Bagi orang wsb perbedaan ketiga jenis makanan itu sudah jelas. Tapi lain ladang laing belalang, lain lubuk lain ikannya. Kisah pertama, sy memesan soto bandung (udah langka nih...) di Sumedang. Langsung terbayang santan yang kental dan daging sapi. Sayang sekali soto bandung tak lebih sup (dibaca sop oleh orang wsb) yang bening tanpa santan trus ada lpotongan abu dan kedelai goreng. Sup konro? Dah tahulah seperti apa? Mungkin lebih tepat disebut gulai bagi orang wsb. Soto Medan? Mungkin lebih tepat disebut gulai bagi orang wsb.
7. Makanan papua=lamongan punya. Ketika jalan ke Papua (ini penerbangan yang mempertemukan sy dengan Dewi Handayani) sy terpikir untuk makan makanan lokal. Ketika lapar, sy mengajak kenalan sy yang orang papua untuk makan. Bodohnya sy tidak terus terang soal makanan ini. Saya hanya bilang, sy ingin mencari makanan di sini yang enak. Kami langsung berangkat menuju sebuah tempat. Ketika masuk rumah makan itu, sy sudah curiga. Rumah makan berisi kolam pemancingan ikan. Dan bener tuh..ternyata jauh dari harapan saya, menu yang ditawarkan, ikan bakar, ikan goreng dll yang bersambal terasi, pepes, dan pecel lele. Walah, usut punya usut pemiliknya orang Lamongan!
Salam hangat
Wati Yani